Jumat, 20 Mei 2011

D. Menulis Puisi


D. Menulis Puisi
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra. Selain puisi,
bentuk karya sastra yang lain yaitu prosa dan drama. Puisi
mempunyai bahasa yang khas. Bahasa yang digunakan sangat padat makna. Jika dilihat dari bentuknya, maka puisi terasa lebih
ringkas dibanding prosa. Walau ringkas, puisi mampu
mengungkapkan perasaan dan pikiran penyairnya lewat makna
yang terkandung dalam kata-katanya. Hal terpenting yang harus
dilakukan sebagai berikut.
1. Menentukan gagasan
Gagasan dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan daya
khayal, dan hasil pemikiran. Berikut ini contoh gagasan yang
diperoleh dari pengalaman.
Saat itu aku sedang sendirian di rumah. Ibu yang
kutunggu tidak segera pulang. Suasana terasa sepi. Tibatiba
terdengar goncangan keras. Aku kaget sekali. Aku
berteriak dan lari keluar. Ternyata telah terjadi gempa. Dan
aku ternganga. Banyak kerusakan terjadi di sekelilingku.
Dari pengalaman tersebut, kalian dapat menuangkannya dalam
bentuk puisi seperti berikut.
Tanah bergetar
Pohon dan jalanan berserakan
Tubuhku menggigil ketakutan
Dengan sisa keberanian
Kusebut nama-Nya
2. Gagasandari pengamatan
Setiap pagi, aku selalu melalui kebun bunga tetanggaku. Ada
yang paling menarik dari kebun itu. Bunga kebun yang
berwarna warni. Disudut kebun itu juga ada mawar merah hati.
Prosa di atas jika dituangkan dalam bentuk puisi akan menjadi sebagai
berikut.
Setiap pagi ku jalan kaki
Ku lewati bunga warna warni
Ada satu menarik hati
Mawar merah hati
3. Gagasan dari daya khayal
Jika aku nanti tumbuh dewasa, aku ingin jadi ilmuwan yang
ahli di bidang pertambangan. Dengan penemuanku nanti, aku
berharap dapat menutup lubang tanah yang mengeluarkan
lumpur tak terkira. Aku ingin mereka yang rumah dan hartanya
terendam lumpur, tidak merasa sedih lagi.
Dengan ilmuku
Ku sumbat lumpur bencana itu
Hingga warga desaku
dapat mencangkul lagi
sumber :, Sutopo dan MARYATI. 2008.  Bahasa dan Sastra Indonesia 1
: untuk SMP/MTs kelas
b VII/Maryati, -- Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional,

Menulis Puisi


Menulis Puisi
Pada pelajaran yang lalu, kalian telah belajar menulis puisi
tentang keindahan alam. Kali ini kalian akan belajar menulis
puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami. Bahan
menulis puisi berikut ini, gagasannya berasal dari pengalaman.
Perhatikan contoh berikut ini!
1. Saat itu aku akan berangkat sekolah. Seperti biasanya, aku
berjalan kaki karena jarak sekolahku dan rumah tidak
terlalu jauh. Jalan yang kulalui ramai sekali, semua kendaraan melewati jalan ini. Bus, mobil pribadi, angkutan
umum, sepeda motor, ataupun sepeda biasa. Semua jadi
satu. Dan yang paling ramai, ketika harus melewati
perempatan itu. Kalau semua tidak mau mengalah,
kemacetan tak akan terhindari lagi. Sampai suatu saat ketika aku berjalan, kulihat dari
kejauhan seorang nenek akan menyeberangi jalan itu.
Kulihat nenek itu sudah maju setengah jalan tetapi tibatiba
berhenti dan mundur ke belakang ... Dan dari
belakang sebuah mobil menyerempet nenek itu. Kulihat
nenek itu terjatuh dan kendaraan terhenti, lalu orangorang
mulai mengerumuni tempat itu.
Jika diubah dalam bentuk puisi!
Seandainya Aku Cepat Berlari
Seandainya aku cepat berlari
Nenek itu tak kan terjatuh
Nenek itu tak kan tersakiti
Aku menyesali kelambananku
Nek, maafkan aku
Tak bisa menolongmu
Sumber : Sutopo, MARYATI, 2008 . Bahasa dan Sastra Indonesia 1: untuk SMP/MTs kelas b VII/
Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional : hal107-108

Membaca Indah Puisi


Membaca Indah Puisi
Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharapkan dapat membaca puisi dengan benar
dan indah.
Setiap orang pasti pernah membaca. Membaca berita, membaca buku cerita, membaca
buku komik, membaca buku pelajaran, atau membaca puisi. Membaca puisi tidak
sama dengan membaca tulisan biasa.
Ketika membaca puisi, sebaiknya kamu pahami isi puisi dengan baik. Hal tersebut
penting agar cara membaca kamu benar. Maksudnya, cara membaca kamu sesuai
dengan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis puisi . Jika kamu langsung
membaca puisi tanpa memahami isinya terlebih dahulu, kamu mungkin bisa salah
membacanya. Sebagai contoh, puisi yang bertema kesedihan kamu baca dengan
gembira atau puisi tentang kemarahan kamu baca sambil tertawa-tawa. Pasti akan
terdengar aneh bukan? Oleh karena itu, memahami puisi sebelum membacanya tidak
boleh kamu lupakan.
Keindahan puisi selain terletak pada syair-syairnya juga terletak dari cara
membacanya. Puisi dengan kata-kata yang indah tidak akan terlihat indah jika dibaca
secara asal. Puisi yang kata-katanya terkesan biasa saja, akan terdengar sangat indah
apabila orang yang membaca puisi itu bisa membaca dan mendeklamasikannya. Lalu,
bagaimana cara membaca puisi yang baik? Beberapa hal yang perlu dilakukan ketika
kamu membaca puisi, antara lain:
1. pahami isinya dan bacakan sesuai tema puisi tersebut,
2. lafalkan tiap kata dengan jelas,
3. berikan penekanan pada kata-kata tertentu (intonasi),
4. apabila membawa naskah atau teks, pandangan mata jangan hanya tertuju pada naskah,
usahakan pandangan mata tertuju ke depan atau melihat pendengar,
5. jangan terlihat gemetar dan gugup,
6. apabila diperlukan, gunakanlah gaya tetapi jangan berlebihan,
7. jangan tergesa-gesa saat membaca, berikan jeda pada tiap baris,
8. bacalah puisi tersebut dengan penuh perasaan, bayangkan bahwa kamu benar-benar
mengalami kisah yang diceritakan puisi tersebut,
9. jangan monoton, maksudnya jangan membacanya dengan suara keras terus, sesekali
bacalah dengan suara lembut.
Apakah kamu juga suka membaca puisi? Puisi apa yang sering kamu baca? Sekarang
waktunya kamu membaca puisi. Pilihlah satu dari puisi-puisi berikut ini dan bacakan dengan
indah di depan kelas. Apabila kamu merasa kesulitan, minta tolonglah kepada kakak atau
gurumu untuk membantumu! Buatlah teman-temanmu terpukau dengan penampilanmu!
1. Saat sepi datang
Merasuk menjelma menghampiri
Relung kalbuku bergetar
Menyeret anganku mengembara
Tertegun terpaku
Ku tersudut dalam kegelisahan rasa
Gelapnya nurani angkuh menyapa
Membelai sunyi sepi sendiriku
Sakiti raga memenjara jiwa
Pabila ego dipaksakan
Keangkuhan diri dipertahankan
Prasangka 'kan hadir membayangi
Mencabik koyakkan rasa hati
Tancapkan luka di kedalaman batin
Hingga akhirnya kacaukan segalanya
Tanpa bisa temukan jawab
Ingin ku mampu
Menghapus duga prasangka
Yang datang mendera
Ingin ku mampu
Tepiskan rasa kecewa
Membalut lara jiwa
Ingin ku mampu
Mengejar mentari
Memeluk pijarnya
Namun,
Hanyalah lolongan resah
Terdengar olehku
Bebaskan aku dari jeritan panjang …..
Bernadeth "aya" Nasrani
2. Jejak-jejak Kaki
Margareth Fishback Powers
Suatu malam aku bermimpi
berjalan-jalan di sepanjang pantai bersama Tuhanku
melintas di langit gelap babak-babak hidupku
Pada setiap babak, aku melihat dua pasang jejak kaki
yang sepasang milikku dan yang lain milik Tuhanku
ketika babak terakhir terkilas di hadapanku,
aku menengok jejak-jejak kaki di pasir
dan betapa terkejutnya aku
Kulihat bahwa acapkali di sepanjang hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku sadar bahwa ini terjadi justru saat hidupku
berada dalam keadaan yang paling menyedihkan
Hal ini selalu menggangguku,
dan aku pun bertanya kepada Tuhan tentang dilemaku ini
"Tuhan, ketika aku mengambil keputusan untuk mengikuti-Mu
Engkau berjanji akan selalu berjalan
dan bercakap-cakap denganku di sepanjang jalan hidupku
namun ternyata dalam masa yang paling sulit dalam hidupku
hanya ada sepasang jejak kaki
aku benar-benar tidak mengerti
mengapa ketika aku sangat memerlukan-Mu
Engkau meninggalkan aku
Ia menjawab dengan lembut, "Anak-Ku, Aku sangat mengasihimu
dan sekali-kali Aku tidak akan pernah membiarkanmu
terutama sekali ketika percobaan dan ujian datang
bila engkau melihat hanya ada sepasang jejak kaki
itu karena engkau berada dalam gendongan-Ku"


sumber:
INDRAWATI, Dewi. , 2008.  Aktif berbahasa Indonesia: untuk SMP/MTs kelas VII/
— Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

C. Menulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Peristiwa yang Pernah Dialamai


C. Menulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan
Peristiwa yang Pernah Dialamai
Setelah dapat menulis buku harian, kamu dapat merenungkan kembali peristiwa yang pernah
kaualami . Selain dalam buku harian, peristeiwa itu dapat juga kamu torehkan menjadi sebuah puisi.
Pada bagian ini, kamu akan diajak berlatih untuk menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang
pernah dialami. Urutan langkah yang kamu lakukan adalah (1)memilih peristiwa penting yang pernah
kau alami dan (2) menulis kreatif puisi.
1. Memilih Peristiwa Penting
Banyak peristiwa yang pernah kita alami, coba daftarlah berbagai peristiwa
penting yang masih lekat, dalam pikiran dan hatimu! Kerjakan dalam tabel berikut!
no
Peristiwa ppenting






Pilihlah salah satu peristiwa itu untuk dijadikan puisi!
2. Menulis Kreatif Puisi
Setelah memilih peristiwa penting yang kamu alami, tulislah kata-kata kunci
yang sesuai untuk peristiwa itu. Kemudian kembangkan kata-kata kunci itu ke
dalam baris-baris puisi! Perhatikan rima dan persajakan yang ada! Jika perlu gunakan
pula gaya bahasa yang sesuai.
Sumber :
            Tri Priyatni Endah, 2008. .].--Jakarta: Pusat Perbukuan. , Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah Menengah. Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4/ …[et. al